HUMAN SECURITY, UNITED NATIONS AND ROHINGYA REFUGEES IN MALAYSIA
Abstract
Artikel ini menganalisa tentang masalah pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari tanah air mereka kerana dinafikan HAM oleh pemerintah Myanmar. Kehidupan sebagai pengungsi tidak aman berbanding dengan komunitas lokal. Mereka harus melarikan diri dari tempat asal demi kelangsungan nyawa. Proses untuk keluar tidak mudah kerana mereka harus menghadapi tantangan baik faktor pemerintah maupun kondisi alam. Malangnya, sesetengah dari pada mereka tidak terselamat dan tewas dalam pergerakan sebagai pengungsi. Walaupun mereka berjaya tiba ke destinasi baru seperti Malaysia untuk memulai kehidupan yang lebih baik, masalah lain pula muncul kerana polis pemerintah Malaysia yang tidak mengiktiraf status pengungsi bagi orang Rohingya. Jadi, masalah yang dihadapi oleh pengungsi Rohingya di Malaysia telah dikaji dari kanta Human Security United Nations Development Programme (UNDP). Hasil analisa menunjukkan bahwa kehidupan seharian pengungsi Rohingya berada di dalam kondisi tidak menentu berdasarkan 7 kategori UNDP. Walau bagaimanapun, kebanyakan Rohingya merasakan bersyukur kerana kehidupan di Malaysia adalah lebih baik dari pada di Myanmar. Walaupun pemerintah tidak mengiktiraf mereka, tetapi pemerintah tidak meletakkan mereka di kem-kemtahanan. Jadi, Rohingya berasa bebas bagi lakukan aktivitas kelangsungan hidup di Malaysia. Inisiatif membantu pengugnsi Rohing ya harus diikhtiarkan supaya mereka mempunyai kehidupan yang lebih baik di Malaysia sementara menunggu pulang ke tempat asal mereka pada masa hadapan.
Kata Kunci: Pengungsi Rohingya, UNHCR, UNDP, Pemerintah Malaysia
Full Text:
PDFReferences
Abdurasad (1978) Moros Not Filipinos. Manila: AIP Printshop.
Amnesty International (2009) Hidup dalam Bayang-bayang, Primer tentang Hak Asasi Manusia Migran. Kuala Lumpur: Amnesty International Publications.
Amnesty International (2010) Abused and Abandoned: Refugees Denied Rights in Malaysia. UK: Amnesty International Publication.
Appadorai, A. (1968) The substance of Politics, edisi ke-10. Madras: Oxford University Press.
Abd. Rahman Embong (2006) PeranandanOrientasiSainsSosial Malaysia. Bangi: UniversitiKebangsaan Malaysia.
Asreemoro (2007) Tausug and the Sulu Sultane. Selangor: RNH Marketing Sdn. Bhd.
AzizahKassim (2010) Muslim Refugees in Malaysia: An Analysis of the Status of Rohingya from Myanmar. ISEA Workshop on Muslims in Southeast Asia, organized by Institute for Language and Cultures of Southeast Asia (ILCAA). Tokyo: Tokyo University of Foreign Studies.
AzizahKassim&UbongImang (2005 )Orang Pelarian di Sabah : Status danProspekdalamjurnalState Responses to the Presence and Employment of Foreign Workers in Sabah. Kota Kinabalu: Universiti Malaysia Sabah.
Bahrin&Rachagan (1984) The Status of Displaced Filipinos in Sabah: Some Policy Considerations and Their Long Term Implications. Singapura: InstitutKajian Asia Tenggara.
Buzan, B. (2001). Human Security in International Perspective. Kuala Lumpur: Institute of Strategic and International Studies.
Cesar AdibMajul (1985) The Contemporary Muslim Movement In The Philippines. Berkeley: Mizan Press.
Cesar AdibMajul (1988) Islam di Filipina. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Che Man, W. K. (1990) Muslim Separatism: The Moros of Southern Phillippines and the Malays of Southern Thailand. Singapore: Oxford University Press.
Debiel, T. &Sascha, W. (2006) Human security on foreign policy agendas: changes, concepts and cases (Duisburg, Germany: Institute for Development and Peace, INEF. German: University of Duisburg-Essen.
Dennis, S. (2005), Refugees and Regional Politics: The Dynamics of Refugees Flows in Mainland Southeast Asia”.London: Routledge.
Howard, A. (2001) From Refugees to Forced Migration: The UNHCR and Human Security. New York: Centre for Migration Studies of New York, York University.
International Law Book Services. (2003) AktaImigresen 1959/63 (Akta 155) &peraturan-peraturandanAktaPasport 1966 (Akta 150) : (hingga 20hb Mei 2003) / disusunolehLembagaPenyelidikanUndang-Undang. Petaling Jaya: International Law Book Services.
Isidro, A. (1968). Muslim Philippines. Mindanao: University Research Center Mindanao State University.
KamarulzamanAskandar & AyesahAbubakar (2005) The Mindanao Conflict, Penang: Southeast Asia Conflict Study Network (SEACSN).
MahbubulHaq (1995). Reflection on Human Development. UK: Oxford University Press.
MahbubulHaq (1993) A New Framework for Development Cooperation. US: United Nations.
UNDP (1993) Human Development Report 1993. New York: Oxford University Press.
UNDP (1994) Human Development Report1994. New York: Oxford University Press.
UNHCR (2001) BukuPanduanUndang-undangAntarabangsaBagi Orang Pelarian. Kuala Lumpur: UNHCR Malaysia.
UNHCR. (2003) The 1951 Refugees Convention: Question and answers. Geneva: UNHCR Media Relations and Public Information Service.
DOI: https://doi.org/10.35308/jcpds.v2i3.95
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Community : Pengawas Dinamika Sosial
ISSN 2477-5746 (cetak); ISSN 2502-0544 (online)
Prodi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar
Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Aceh 23681, Indonesia
email: jcommunityutu@gmail.com |sosiologi@utu.ac.id| http://sosiologi.utu.ac.id
________________________________________________________________________________
Community : Pengawas Dinamika Sosial dilisensikan dengan Lisensi Internasional Creative Commons Attribution 4.0 .