PENGLIBATAN DAN PENDAYAUPAYAAN SOSIAL DALAM KALANGAN PESERTA PROJEK YAYASAN SEJAHTERA DI MALAYSIA
Abstract
Artikel ini membincangkan hubungan antara penglibatan peserta oleh Yayasan Sejahtera (YS) dalam tiga peringkat iaitu pembuatan keputusan, pelaksanaan dan penerimaan faedah ke atas pendayaupayaan sosial peserta. Dalam pembangunan komuniti, penglibatan dilihat sebagai satu matlamat apabila penglibatan secara langsung ahli komuniti dalam proses pembuatan keputusan, merancang dan melaksanakan aktiviti bagi memenuhi keperluan dan/atau mengatasi masalah yang dihadapi mereka. Penglibatan menyediakan ruang mempengaruhi dan berkongsi kuasa secara kolektif iaitu kuasa untuk menentukan dan memperoleh kawalan ke atas kehidupan mereka. Melalui penglibatan, banyak faedah diperoleh oleh komuniti sama ada bersifat kebendaan dan bukan kebendaan yang mampu meningkatkan keupayaan, kemampuan dan kebolehan mereka (Asnarulkhadi, 2005). Kajian ini merupakan kajian survei dengan pengumpulan data menggunakan borang soal selidik. Kajian ini menggunakan teknik persampelan rawak berstrata untuk memilih responden daripada 13 projek di ketiga-tiga negeri iaitu Kelantan, Sabah dan Sarawak. Sebanyak 305 responden terlibat dalam kajian ini. Umumnya, kajian ini mendapati bahawa peramal penerimaan faedah (varians 43.8%) dalam penglibatan merupakan peramal tunggal ke atas pendayaupayaan sosial berbanding peramal lain iaitu pembuatan keputusan dan pelaksanaan dalam kalangan peserta projek. Rasionalnya apabila ahli komuniti terlibat dengan projek faedah yang diterima bersama menjalin hubungkan ikatan antara mereka. Mereka terdiri daripada satu kelompok yang sama daripada aspek penerimaan faedah yang diterima dan secara tidak langsung membentuk satu komuniti yang berdasarkan keperluan dan minat. Ini boleh mengizinkan pendayaupayaan sosial berlaku bila mana wujudnya interaksi dan perkongsian masalah antara mereka sehingga mewujudkan satu ikatan perhubungan yang mampu membentuk keupayaan dalam proses sosial mereka. Penglibatan peserta dalam projek YS dilihat mampu dijadikan sebagai medium untuk memperbaiki tahap kehidupan mereka ke arah yang lebih baik dengan kekuatan ikatan kebersamaan antara ahli komuniti memberi impak yang kuat antara mereka untuk saling mengambil tahu sekaligus membentuk daya upaya dalam menangani masalah secara bersama.
Kata Kunci: Penglibatan komuniti, pendayaupayaan sosial, projek komuniti, pembangunan komuniti.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adams, R. (2003). Social work and empowerment. Edisi ke-3, New York, NY: Palgrave Macmillan.
______________________________________________________
Asnarulkhadi Abu Samah (2003). Pengenalan Pembangunan Komuniti. Serdang, Selangor: Percetakan Selaseh Sdn Bhd.
_____________________________________________________
Asnarulkhadi Abu Samah (2005) Pendayaupayaan Komuniti Melalui Penglibatan : Satu Penilaian Umum Terhadap Pembangunan Komuniti, Malaysian Journal of Social Policy & Society, Volume 2.
______________________________________________________
Asnarulkhadi Abu Samah & Fariborz Aref (2009). People’s Participation in Community Development: A Case Study in a Planned Village Settlement in Malaysia. World Rural Observations 2009; 1 (2):45-54, Marsland Press.
______________________________________________________
Asnarulkhadi Abu Samah. (2011). Pendayaupayaan komuniti ke arah pemupukan komuniti sivil berkualiti. Dalam Pembangunan komuniti: membina keupayaan dan potensi masyarakat, (hlm. 104-119). Serdang: Universiti Putra Malaysia
______________________________________________________
Barney I (2003). Bussiness, Community Development and Sustainable Livelihood Approach. Community Development Journal 38 (3). 255-265.
______________________________________________________
Barr, R. (1995). “Empowering communities- beyond fashionable rhetoric? Some refelctions on Scottish experience” dalam Community Development Journal, 30, 2, 121-132.
_____________________________________________________
Ben-Meir, J. (2004). International Journal of Sociology and Social Policy, 24,12, 25-42.
______________________________________________________
Cohen, J. M., & Uphoff, N. T. (1980). Participation’s place in rural development: Seeking clarity through specificity. World Development, 8(3), 213-235.
______________________________________________________
Community Glossary (2009). Diambil daripada http://www.findmehere.com/search/dictionary/c index. html#com pada 12 Dec 2018.
______________________________________________________
Desai, V. (2008). Community participation in development, In The companion to development studies. Edisi ke-2. (hlm. 115-119). London: Hodder Education.
______________________________________________________
Haman R (2006). Can Business make Decisive Contributions to Develompent? Towards a Research agenda on Corporate Citizenship and Beyond. Development Southern Africa 23 (2), 175-195.
_____________________________________________________
Hardina, D. (2003). Linking citizen participation to empowerment practice. Journal of Community Practice, 11(4), 11-38.
______________________________________________________
Haris Abdul Wahab. (1996). Penglibatan peserta dalam program pembangunan komuniti di Kampung Buloh, Kelantan. (Tesis Sarjana yang tidak diterbitkan). Universiti Pertanian Malaysia.
______________________________________________________
Geidam, A. A. (2012). Assessment of participation in afforestation programme and relationship to empowerment. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 2(8), 310-315.
______________________________________________________
Iscoe, I. (1974). Community psychology and the competent community. American Psychologist, 29(8), 607-613.
_____________________________________________________
Larsen, L., Harlan, S. L., Bolin, B., Hackett, E. J., Hope, D., Kirby, A., Wolf, S. (2004). Education and research social capital and civic action. Journal of Planning Education and Research, 24(64).
______________________________________________________
Laverack, G. (2001). An identification and interpretation of the organizational aspects of community empowerment. Community Development Journal, 36(2), 134-145.
______________________________________________________
Maimunah Ismail (2001). Malaysian Women in Rural Development and Entrepreneurship: From Rural Producers to Urban Entrepreneur. Asean Academic Press, London.
______________________________________________________
May, K.M. Mendelson,C., & Ferketich, S. (1995). Community Empowerment in rural health care. Public Health Nursing, 12 (1), 25-30.
______________________________________________________
Mohammed Bashir Saidu. (2013a). Participation in Microfinance scheme as a medium for empowerment among farmers community in Kano State, Nigeria. Universiti Putra Malaysia.
______________________________________________________
Mokomane, Z. (2012). Role of families in social and economic empowerment of individuals. United Nation, New York.
_____________________________________________________
Park, D., Lee, K., Choi, H., & Yoon, Y. (2012). Factors influencing social capital in rural tourism communities in South Korea. Tourism Management. 33(6), 1511-1520.
______________________________________________________
Parson. R.J (1991). “Empowerment: Purpose and Practice in Social work”, Social work with the group:14,2, 7-21.
______________________________________________________
Peterson, N. A., Lowe, J. B., hughey, J., Reid, R. J., Zimmerman, M. A., & Speer, p. W. (2006). Measuring the intrapersonal component of psychological empowerment: Confirmatory factor analysis of the sociopolitical control scale. Community Psychology, 38, 287-297.
______________________________________________________
Putnam, R. (1995). Tuning In, Tuning Out: The Strange Disappearance of Social Capital in America. Political Science and Politics, December. pp.664-683.
______________________________________________________
Wu, J. B., hom, P. W., Tetrick, L. E., Shore, l., M., Jia, L., Li., C., & Song, L. J. (2006). The norm of reciprocity: Scale development and validation in the Chinese context. Management and Organization Review, 2(3), 377-402.
______________________________________________________
Zimmerman, M., & Rappaport, J. (1988). Citizen participation, preceived control, and psychological empowerment. American Journal of Community Psychology, 16(5), 725-750.
______________________________________________________
Zimmerman, M. A. (2000). Empowerment theory: Psychological, organizational and community level of analysis. Dalam J. Rappaport & E. Seidman (Editor), Handbook of Community Psychology (hlm. 43-59). New York: Kluwer Academic/Plenum Publishers.
DOI: https://doi.org/10.35308/jcpds.v6i1.1848
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Community : Pengawas Dinamika Sosial
ISSN 2477-5746 (cetak); ISSN 2502-0544 (online)
Prodi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar
Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Aceh 23681, Indonesia
email: jcommunityutu@gmail.com |sosiologi@utu.ac.id| http://sosiologi.utu.ac.id
________________________________________________________________________________
Community : Pengawas Dinamika Sosial dilisensikan dengan Lisensi Internasional Creative Commons Attribution 4.0 .