pemanfaatan getah karet untuk substitusi aspal modifikasi lapisan asphalt concrete wearing course (Ac-wc) dengan metode basah
Abstract
Abstract
Beton aspal merupakan salah satu jenis perkerasan lentur (flexible pavement) yang material nya terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Ketersediaan aspal sebagai bahan pengikat semakin menurun seiring dengan semakin menurunnya ketersediaan aspal dunia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu di cari alternatif pengganti yaitu dengan mengembangkan aspal modifikasi dengan cara mensubtitusikan sebagian dari jumlah aspal dengan bahan polimer untuk menghemat penggunaan aspal tanpa mengurangi kualitas dari campuran yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja stabilitas. Salah satu bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah getah karet. Maka perlu penambahan bahan lain pada penelitian ini di gunakan getah karet. Untuk bahan campuran aspal getah karet adalah cairan yang berwarna putih yang di dapat dari sadap pohon karet. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dalah beberapa persen pengaruh pemanfaatan getah karet untuk subtitusi aspal modifikasi lapisan asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan metode basah. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah limbah plastik dapat digunakan sebagai bahan substitusi campuran Asphalt Concrete – Wearing Course (AC- WC) sebagai salah satu cara untuk mengurangi masalah getah karet yang terus meningkat setiap harinya oleh aktivitas masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode basah yang mengacu pada Spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi empat (2018). Pengujian karakteristik Marshall dilakukan pada 5 (lima) kadar aspal untuk menentukan kadar aspal optimum (KAO). Selanjutnya pada kondisi KAO direncanakan pembuatan benda uji dengan variasi persentase getah karet 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15%. Hasil yang diperoleh untuk substitusi terbaik adalah persentase getah karet 6% dengan kadar aspal 5,50% didapat nilai VIM 3,80, VMA 17,08%, VFA 78,32%, Stabilitas 1220,99 kg, dan Flow 2,67 mm, semua nilai memenuhi spesifikasi yang ditentukan oleh Bina Marga 2010 Revisi 4 (2018).Full Text:
PDFReferences
daftar pustaka
Anonymous,1991, Aggregate Wear Testing Method With Los Angeles Abrasion Machine, SNI 03-2417-1991, Public Works Department, PU Research and Development Agency, Indonesian National Standards, Jakarta.
Anonyme, 1991, Méthode d’essai de l’attachement à l’asphalte, SNI 03-2439-1991, Département des travaux publics, Agence de recherche et de développement PU, Normes nationales indonésiennes, Jakarta.
Anonyme, 2010, Spécification générale, Ministère des travaux publics, Direction générale de Bina Marga, Jakarta.
Andi Syaiful Amal, (2011) Département de la Faculté de génie civil avec le titre « Utilisation du caoutchouc sur la base traitée d’asphalte (ATB) ». Faculté d’ingénierie, Université de Muhammadiyah Malang.
Direction générale de Bina Marga, 2018, Spécification générale de la Direction générale de Bina Marga Edition 2010 Revision 4 Division 6, Jakarta.
Farlin Rosyad Dkk (2017). Génie civil, Université Binadarma. Avec le titre « Analyse de l’effet de l’ajout de déchets de caoutchouc sur la durabilité et l’asphalte en béton Flexibilias (AC-WC) ». JL. Général Sudirman Ahmad Yani No.03 Palembang.
Riky pradana Trisilvana, Dkk, (2010) Département de génie civil Faculté d’ingénierie Universitas Brawijaya avec le titre « Effet de l’ajout de matériaux naturels en latex (sève de caoutchouc) sur la performance de Porus Asphalt Marshall ». Jalan M.T Haryono 167 Malang 65145, Java oriental-Indonésie
Sukirman, S. (2003). Béton bitumineux mélangé à chaud. Yayasan Obor Indonésie.
Saodang, 2005. « Planification de la chaussée ». Nova, Bandung 72. Said J.A, 2013, Technical Book of Airport Runway Evaluation According to Marshall Parameters, Malikussaleh Lhokseumawe Airport, North Aceh
DOI: https://doi.org/10.35308/jts-utu.v8i1.5051
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi