Deteksi Tingkat Kematangan Benih Cabai (Capsicum sp.) Berdasarkan Parameter Fisiologis dan Biokimiawi
Abstract
Penggunaan benih berkualitas tinggi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya tanaman. Oleh karenanya, penentuan waktu panen yang tepat ketika benih berada pada fase masak fisiologis merupakan faktor krusial yang menentukan daya simpan dan daya berkecambah benih. Percobaan ditujukan untuk mengamati korelasi parameter-parameter fisiologis (kadar air, indeks vigor, dan daya berkecambah) terhadap parameter-parameter biokimiawi (total karotena dan kandungan klorofil benih) untuk menentukan tingkat kematangan benih cabai (Capsicum sp.). Percobaan yang menggunakan 3 taraf kemasakan benih berdasar warna kulit buah cabai ini memperlihatkan kemungkinan deteksi kemasakan benih secara fisiologi maupun biokimiawi. Masak fisiologi benih cabai yang diuji tercapai pada saat kulit buah berwarna oranye, ketika parameter-parameter pengamatan fisiologi (IV dan DB) serta biokimiawi (karoten dan klorofil) mencapai titik tertinggi.
Full Text:
PDFReferences
Agustin H., Prananda, Y. (2017). Pengembangan metode penetapan kadar air benih saga pohon (Adenanthera pavoninea L) dengan metode oven suhu rendah dan tinggi. Agrin. 21(1):17-25.
Bareke, T. (2018). Biology of seed development and germination physiology. Adv Plants Agric Res. 8(4): 336‒346.
Darmawan, AC., Respatijarti, Soetopo, L. (2014). Pengaruh tingkat kemasakan benih terhadap pertumbuhan dan produksi cabai rawit (Capsicum frutescent L.) Varietas Comexio. Jurnal Produksi Tanaman 2(4): 339-346.
Edowai, ND., Kairupan, S., Rawung, H. (2016). Mutu cabai rawit (Capsicum frutescens L.) pada tingkat kematangan dan suhu yang berbeda selama penyimpanan. Agrointek. 10(1): 12-20.
Hasanah, N., Fatmawati, S. (2022). Metabolit sekunder, metode ekstraksi, dan Bioaktivitasnya cabai (Capsicum). Akta Kimindo. 7(1): 14-61.
Jawak, G., Widajati, E., Liana, D., Astuti, T. (2022). Pendugaan Kemunduran Benih dengan Uji Fisiologi dan Biokimiawi. Savana Cendana 7(4): 61-64.
Kamsurya, M.Y. (2018). Penentuan waktu panen yang tepat untuk mendapatkan benih bermutu : review. Jurnal Agrohut. 9(1): 44-50.
Kusumiyati, Putri I.E., Sutari, W., Hamdani, J.S. (2021). Kandungan karotenoid, antioksidan, dan kadar air dua varietas cabai rawit pada tingkat kematangan berbeda dan deteksi non-destruktif. Jurnal Agro. 8(2): 212-225.
Pelealu R.V.H.R., Widajati E., Suwarno F.C. (2019). Pengaruh tingkat kemasakan dan media perkecambahan terhadap viabilitas benih cengkeh Zanzibar. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 30(2): 81-89.
Polii, M.G.M., Sondakh, T.D., Raintung, J.S.M., Doodoh, B., Titah, T. (2019). Kajian teknik budidaya tanaman cabai (Capsicum annuum L.) Kabupaten Minahasa Tenggara. Eugenia 25(3): 72-77.
Rulvi, N.P., Widiastuti, M.L., Bayfurqon, F.M., Samaullah, M,Y. (2022). Pengaruh pada berbagai tingkat kemasakan dari beberapa varietas benih padi (Oryza sativa L.) beramilosa tinggi dan sedang terhadap mutu benih melalui analisis kandungan klorofil. Agrohita 7(1): 210-217.
Sims, D.A., Gamin, J.A. (2002). Relationships between leaf pigment content and spectral reflectance across a wide range of species, leaf structutes and developmental stages. Remote sensing of Environment 81: 337-354.
Wijayanto, W. (2012). ‘Pengaruh pemupukan N, P, dan K terhadap Kandungan klorofil, karoten, dan vigor daya simpan benih kedelai (Glycine max. (L.) Merr.)’. skripsi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Zahara, A.D., Wisnujati, N.S., Siswati, E. (2021). Analisis produksi dan produktivitas cabai rawit (Capsicum frutescens L) di Indonesia. Jurnal Ilmiah Sosio Agribis. 21(1): 28-29.
DOI: https://doi.org/10.35308/jal.v10i1.9223
Refbacks
- There are currently no refbacks.