Identifkasi Komoditas Pertanian untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat Pada Lahan Gambut di Desa Cot Mee Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya.
Abstract
The clearing and use of peatlands is carried out extensively and pays more
attention to economic value but marginalizes its ecological function which causes damage to peatlands. Community empowerment is expected to make people wiser in managing peat. The location of the service is in Cot Mee Village, Tadu Raya District, Nagan Raya Regency. The method used is discussion, going to the field, and making demonstration plots. Field results show that most of the peatlands in Cot Mee Village have experienced drought, due to a lack of knowledge in managing the peat ecosystem. There are two (2) is valuable commodity cultivated corn and pineapple, with revenue cost ratio (R / C ratio) for commodity corn amounted to 1.904 and 2.162 of pineapple.
Full Text:
PDFReferences
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBP2SLP). (2008). Pemanfaatan dan Konservasi Ekosistem Lahan Rawa Gambut di Kalimantan. Pengembangan Inovasi Pertanian 1(2), 2008: 149- 156
Badan Pusat Statistika (BPS). (2019). Kabupaten Nagan Raya Dalam Angka 2019. BPS Kabupaten Nagan Raya. Suka Makmur. Nagan Raya
Badan Restorasi Gambut (BRG). (2017). Rencana Restorasi Ekosistem Gambut 2017. (unpublished). Material Presentasi pada ekspose kegiatan Penyusunan Rencana Teknis Tahunan Restorasi Gambut. Jakarta.
BBPPSLP. (2011). Peta Lahan Gambut Indonesia skala 1:250.000 edisi tahun 2011. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Bogor. 17 hlm.
Dohong. A, Aziz. A A, Dargus. P. (2017). A Review of the Drivers of Tropical Peatland Degradation in South-East Asia. Land Use Policy. 69. pp 349-360.
Hidayat. M. (2019). Budidaya nenas di lahan gambut Riau membuahkan hasil. Diakses dari: https://www.cendananews.com/2019/04/budidaya-nanas-di-lahangambut-riau-membuahkan-hasil.html tanggal 5 Mei 2019.
Ilham. Q P, Purnomo. H, Rohadi. D, Puspitaloka. D. (2019). Value chain analysis for haze-free livelihoods in peatlands. Working paper. Bogor: CIFOR.
Martin. E, Bondan. W. (2010). Peran Para pihak Dalam Pemanfaatan Lahan Gambut; Studi Kasus Di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 7(2): 81-95.
Miloshis. M, Fairfield. C A. (2015). Coastal Wetland Management: A rating system for potential engineering interventions, Ecological Engineering, 75, pp 195-198.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2019). Luas Lahan Gambut Desa Potensi Kemandirian Aceh. Satuan Kerja Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. Jakarta.
Kotalaha. Y, Sasongko, G. (2018). Kearifan Lokal “Makiriwo” Dalam Perspektif Sustainable Livelihood (Studi Kasus Petani Kelapa Desa Apulea, Kabupaten Halmahera Utara)’. Jurnal Sosiologi Pedesaan, 6.3 (2018), 256–62.
Noor. M, Nursyamsi. D, Alwi. M, Fahmi. A. (2014). Prospek Pertanian Berkelanjutan di Lahan Gambut: dari petani ke peneliti dari peneliti ke petani. Jurnal Sumberdaya Lahan 8(2):69-79.
Razialdi, Barus. B, Sutandi. A. (2016). Perencanaan Lahan Rawa untuk Peningkatan Produksi Padi dan Revisi Tata Ruang di Kawasan Hidrologis Gambut Muara Sabak Timur. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
SETNEG. (2014). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2014. Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 209. Deputi Perundangundangan Bidang Perekonomian. Jakarta.
Sulaiman. A A, Sulaeman. Y, Minasny. B. (2019). A Framework for the Development of Wetland for Agricultural Use in Indonesia. Journal Resources 8(34):1-16. DOI:10.3390/resources8010034.
Wit. F, Müller. D, Baum. A, Warneke. T. Pranowo. W. S, Müller. M, Rixen. T. (2015). The Impact of Disturbed Peatlands on River Outgassing in Southeast Asia. Nature Communication, doi:10.1038/ncomms10155.
Refbacks
- There are currently no refbacks.